Makalah Perbandingan Visual Basic, C++ dan Foxpro
BAB I
PENDAHULUAN
Microsoft Visual Basic (sering disingkat sebagai VB saja) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman (COM).
Visual Basic merupakan turunan bahasa pemrograman BASIC dan menawarkan pengembangan perangkat lunak komputer berbasis grafik dengan cepat.
Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic for Applications (VBA) dan Visual Basic Scripting Edition (VBScript), mirip seperti halnya Visual Basic, tetapi cara kerjanya yang berbeda.
Para programmer dapat membangun aplikasi dengan menggunakan komponen-komponen yang disediakan oleh Microsoft Visual Basic Program-program yang ditulis dengan Visual Basic juga dapat menggunakan Windows API, tapi membutuhkan deklarasi fungsi luar tambahan.
Dalam pemrograman untuk bisnis, Visual Basic memiliki pangsa pasar yang sangat luas. Sebuah survey yang dilakukan pada tahun 2005 menunjukkan bahwa 62% pengembang perangkat lunak dilaporkan menggunakan berbagai bentuk Visual Basic, yang diikuti oleh C++, JavaScript, C#, dan Java.
Microsoft Visual C + + (sering disingkat sebagai MSVC atau VC + +) adalah (versi gratis yang tersedia) komersial, lingkungan pengembangan terpadu (IDE) dari Microsoft untuk produk C, C + +, dan C + + / CLI bahasa pemrograman. Ini memiliki alat untuk mengembangkan dan debugging C + + kode, terutama kode yang ditulis untuk Microsoft Windows API, API DirectX, dan Microsoft NET Framework.
Microsoft Visual Fox Pro adalah salah satu bahasa pemrograman prosedural dan bahasa pemrograman berorientasi objek yang dikembangkan oleh Microsoft. Visual Foxpro dikenal sebagai Software Developer Tool menyediakan pula fasilitas prototyping dan RAD untuk membangun aplikasi yang cepat.
Software ini dimulai dari FoxPro (FoxBASE) yang awalnya dikembangkan oleh Fox Technology pada 1984.Fox Technology kemudian bergabung dengan Microsoft pada 1992.Awalnya Foxpro dapat berjalan pada sistem operasi Mac OS, DOS, Windows, dan UNIX (2.6 Version) tapi pada perkembangannya (3.0 Version) hanya mampu berjalan pada Mac OS dan Windows saja, bahkan pada versi-versi berikutnya hanya berjalan pada Windows saja.
Visual FoxPro 9.0 merupakan sarana pemrograman yang handal dan banyak digunakan dalam pembuatan aplikasi karena dapat menggabungkan sisi efisiensi dan nilai estetika pada sebuah aplikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
VISUAL BASIC
- Pengertian Visual Basis 6.0
Microsoft Visual Basic (sering disingkat sebagai VB saja) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman (COM).
Visual Basic merupakan turunan bahasa pemrograman BASIC dan menawarkan pengembangan perangkat lunak komputer berbasis grafik dengan cepat.
- Kelebihan dan Kekurangan Visual Basic 6.0
Microsoft visual basic 6.0 mempunyai banyak kelebihan dibandingkan software atau bahasa pemograman lainnya.
v Kelebihan dari visual basic
a. Kurva pembelajaran dan pengembangan yang lebih singkat dibandingkan bahasa pemrograman yang lain seperti C/C++, Delphi atau bahkan PowerBuilder sekalipun.
b. Menghilangkan kompleksitas pemanggilan fungsi windows API, karena banyak fungsi – fungsi tersebut sudah di “embedded” kedalam syntax visual basic.
c. Cocok digunakan untuk mengembangkan aplikasi / program yang bersifat “Rapid Application Development).
d. Sangat cocok digunakan untuk membuat program atau aplikasi bisnis.
e. Digunakan oleh hampir microsoft office sebagai bahasa macro dan segera akan diikuti oleh yang lainnya.
f. Dapat membuat ActiveX Control
g. Dapat menggunakan OCX atau komponen yang disediakan oleh pihak ketiga (Third Party) sebagai tools pengembang.
h. Menyediakan wizard yang sangat berguna untuk mempersingkat atau mempermudah pengembangan aplikasi.
i. Mendekati Object Oriented Programming.
j. Dapat di-integrasikan dengan internet, baik itu pada sisi Client maupun pada sisi Server.
k. Dapat membuat ActiveX Automation Server.
l. Integrasi dengan Microsoft Transaction Server.
m. Dapat menjalankan server tersebut dari mesin yang sama atau bahkan dari mesin atau komputer yang lain.
Meskipun visual basic memiliki banyak kelebihan tetapi tetap saja mempunyai kekurangan atau kelemahan. Kelemahan tersebut karena disebabkan oleh keterbatasan visual basic dalam mengambil fungsi – fungsi yang bersifat low-level yang berhubungan dengan hardware maupun operating system windows itu sendiri.
v Kekurangan Dalam Visual Basic
a. File Distribusi Runtime lebih besar dari C/C++.
b. Tidak mempunyai fungsi – fungsi untuk mengambil fitur – fitur dari operating system sebanyak C/C++.
v Keuntungan Visual basic:
ü Bahasa yang sederhana. Banyak hal yang mungkin sulit dilakukan jika kita menggunakan bahasa pemrograman lainnya, akan dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan Visual basic.
ü Karena Visual basic sangat populer, maka sangat banyak sumber-sumber yang dapat kamu gunakan untuk belajar dan mengembangkan kemampuan kau baik berupa buku, web site dll Dengan banyaknya sumber-sumber tersebut, maka tentu saja kamu akan sangat mudah menemukan jawaban atas persoalan yang kamu hadapi kan?
ü Kamu bisa memperoleh banyak tools baik gratis maupun tidak di Internet yang akan sangat membantu menghemat waktu kamu dalam pemrograman. Contoh, jika kamu ingin membuat program untuk melakukan ping ke salah satu komputer di jaringan kamu, alih-alih membuat program ping tersebut sendiri, kamu bisa donlot sebuah kontrol yang melakukan hal tersebut dan menempelkannya di program kamu. Jika dibandingkan dengan bahasa lain, Visual basic memiliki variasi tools yang paling luas lho.
v Kekurangan Visual basic:
ü Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang powerful, tetapi sebenarnya tidak terlalu bagus untuk membuat game-game yang benar-benar memuaskan.
ü Lebih lambat dibandingkan bahasa pemrograman lain.
VISUAL C++
- PENGERTIAN VISUAL C++
Bahasa C++ diciptakan oleh Bjarne Stroustrup tahun 1983 di Lab Bell. C++ merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek menggunakan kaidah bahasa C.
- Kelebihan dan Kekurangan Visual C++
ð Kelebihan Visual C++:
ü Merupakan induk dari bahasa pemrograman perl, php, phyton, visual basic, gambas, java, C#
ü Compiler bahasa C++ terdapat di semua platform
ü Untuk pengembangan visual dijejali dengan platform yang sangat banyak seperti OWL, MFC, Cocoa, QT, GTK, dll
ü Merupakan pemrograman berorientasi objek
ð Kekurangan Visual C++:
ü Bahasa ini cukup sulit untuk dipelajari dan dipahami
ü Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang membingungkan pemakai
ü Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan pointer
- Perbedaan antara Visual Basic dan Visual C++
Perbedaan antara visual basic dan visual C++, visual basic merupakan bahasa pemograman visual yang paling mudah di pelajari sebab syntak yang di gunakan lebih simple dibanding bahasa visual lain. tapi sebenarnya semua bahasa bisa dipelajari. sedangkan visual C++ sintak yang digunakan sedikit rumit, kelebihan visual C++, bahasa ini lebih ringkas dalam hal penulisan dan akses ke kernel program (hardware) lebih mudah dan hasil compile dari program menggunakan bahasa Visual C++ lebih kecil dibanding Basic.
- Perbedaan pertama adalah VB adalah pengembangan dari Bahasa Pemrograman Basic singkatan dari Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code. Kalau Visual C++ adalah pengembangan dari Visual C dan merupakan pengembangan dari C++ dan pengembangan dari C.
- Perbedaan yang paling menyolok dalam kedua bahasa pemrograman tersebut adalah jika kita menggunakan Visual Basic dan Visual C++ maka kita tinggal Drag n Drop saja untuk memudahkan seorang programmer dalam membuat suatu aplikasi. Semoga membantu.
VISUAL FOXPRO
- Pengertian Visual Foxpro
Microsoft Visual Fox Pro adalah salah satu bahasa pemrograman prosedural dan bahasa pemrograman berorientasi objek yang dikembangkan oleh Microsoft. Visual Foxpro dikenal sebagai Software Developer Tool menyediakan pula fasilitas prototyping dan RAD untuk membangun aplikasi yang cepat.
- Kelebihan dan Kekurangan Visual Foxpro
ð Kelebihan Visual Foxpro :
- Menghasilkan objek file
- Sumber program sulit dibaca sehingga bisa menghindarkan sumber program dari jangkauan orang – orang yang tidak berhak.
- Kemampuan untuk deklarasi variabel Array
- Kemampuan input output Access File Handle
- Memungkinkan dilaksanakan hubungan antara file database.
ð Kekurangan Visual Foxpro 9.0
ü Tidak tersedia tipe data pointer
ü Tidak bisa digunakan untuk membuat OCX
ü Pengembangan versi sekarang sudah terhenti di versi 9.0
ü Pembuatan report yang belum mengimplementasikan OOP (direncanakan akan diimplementasikan di VFP 9)
ü Menu-designer yang juga belum mengimplementasikan OOP.
- Spesifikasi Komputer yang Dibutuhkan
Visual Foxpro dijalankan dibawah sistem operasi windows (termasuk Windows 3.xx, Windows Ws For Workgroup 3.x, Windows 95 dan Windows NT).
Karena kinerja sistem Visual Foxpro For Windows dibawah sistem operasi Windows , Peralatan minimal yang diperlukan ialah berupa spesifikasi komputer yang dibutuhkan adalah :
- Komputer dengan proses error minimal sebesar 5 x 86, Pentium II atau yang lebih baik.
- Internal memori minimal 16 MB atau lebih.
- Ruang Free space sebesar 100 MB untuk instalasi seluruh fasilitas yang ada didalam visual Foxpro atau 64 Kb untuk instalasi minimalnya
- Sistem operasi Windows 3.xx atau Windows 95.
Pemilihan Visual foxpro adalah dengan kapasitas prosesnya, Perintah diberikan langsung dari menu media keyboard. Jadi tidak perlu menghafal perintah yang dipakai untuk memanipulasi database.
BAB III
KESIMPULAN
Visual Basic merupakan turunan bahasa pemrograman BASIC dan menawarkan pengembangan perangkat lunak komputer berbasis grafik dengan cepat.
Bahasa C++ diciptakan oleh Bjarne Stroustrup tahun 1983 di Lab Bell. C++ merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek menggunakan kaidah bahasa C.
Microsoft Visual Fox Pro adalah salah satu bahasa pemrograman prosedural dan bahasa pemrograman berorientasi objek yang dikembangkan oleh Microsoft. Visual Foxpro dikenal sebagai Software Developer Tool menyediakan pula fasilitas prototyping dan RAD untuk membangun aplikasi yang cepat.
Visual FoxPro 9.0 merupakan sarana pemrograman yang handal dan banyak digunakan dalam pembuatan aplikasi karena dapat menggabungkan sisi efisiensi dan nilai estetika pada sebuah aplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/ISO/IEC_14882
http://id.wikipedia.org/wiki/BASIC
http://en.wikipedia.org/wiki/C++#Standard_library
http://www.tempest-sw.com/cpp/draft/apA-compilers.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_pemrograman_C
http://abfahtech-systems.blogspot.com/2010/11/kelebihan-dan-kekurangan-visual-basic.html
http://dewypedrosa.blogspot.com/2011/05/kelebihan-dan-kekurangan-visual-basic.html
http://fncblog.wordpress.com/2009/09/20/kelebihan-dan-kekurangan-bahasa-pemrograman-c/
http://my.opera.com/angeldeefa/blog/index.dml/tag/kekurangan%20dan%20kelebihan%20c++
http://ihsancreation.wordpress.com/2010/01/06/bahasa-c/
http://yoyon12.wordpress.com/2011/01/22/sekilas-tentang-bahasa-pemograman-visual-foxpro/
http://fadjarsinar.wordpress.com/2011/10/19/kelebihan-dan-kekurangan-visual-foxpro-9-0/
http://cmeerw.org/prog/freecpp/
http://www.mata-kuliah2010.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/BASIC
http://en.wikipedia.org/wiki/C++#Standard_library
http://www.tempest-sw.com/cpp/draft/apA-compilers.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_pemrograman_C
http://abfahtech-systems.blogspot.com/2010/11/kelebihan-dan-kekurangan-visual-basic.html
http://dewypedrosa.blogspot.com/2011/05/kelebihan-dan-kekurangan-visual-basic.html
http://fncblog.wordpress.com/2009/09/20/kelebihan-dan-kekurangan-bahasa-pemrograman-c/
http://my.opera.com/angeldeefa/blog/index.dml/tag/kekurangan%20dan%20kelebihan%20c++
http://ihsancreation.wordpress.com/2010/01/06/bahasa-c/
http://yoyon12.wordpress.com/2011/01/22/sekilas-tentang-bahasa-pemograman-visual-foxpro/
http://fadjarsinar.wordpress.com/2011/10/19/kelebihan-dan-kekurangan-visual-foxpro-9-0/
http://cmeerw.org/prog/freecpp/
http://www.mata-kuliah2010.blogspot.com
RAID (a little by little)
Kata Pengantar
Pada mainboard generasi sekarang, banyak sekali yang sudah dilengkapi dengan fitur RAID, terutama pada mainboard hi-end. Namun, mungkin banyak diantara pemirsa blog ini yang belum tahu atau mengerti mengenai teknologi tersebut.
Pendahuluan
RAID, Redundant Array of Inexpensive(Independent) Disks, adalah suatu sistem yang terbentuk dari beberapa harddisk/drive. Secara sederhana, kita biasa membuat beberapa partisi dalam satu harddisk. Nah, dengan RAID, kita dapat membuat satu partisi dari beberapa harddisk.
Batasan Masalah
Dikarenakan masih dalam proses belajar, maka tulisan ini hanya membahas konfigurasi standar RAID, tidak membahas konfgurasi lanjut RAID (nested dan non-standard/proprietary).
RAID 0
Juga dikenal dengan modus stripping. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk. Sehingga secara logikal hanya "terlihat" sebuah harddisk dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk).
Pada awalnya, RAID 0, digunakan untuk membentuk sebuah partisi yang sangat besar dari beberapa harddisk dengan biaya yang efisien.
Misalnya:
Kita membutuhkan suatu partisi dengan ukuran 500GB. Harga sebuah harddisk berukuran 100GB adalah Rp.500.000,- sedangkan harga harddisk berukuran 500GB adalah Rp.5.000.000,-. Nah, kita dapat membetuk suatu partisi berukuran 500GB dari 5 unit harddisk berukuran 100GB dengan menggunakan RAID 0. Tentunya skenario ini lebih murah karena memakan biaya lebih murah: 5 x Rp.500.000,- = Rp.2.500.000,-. Lebih murah daripada harus membeli harddisk yang berukuran 500GB. Itulah kenapa pada awalnya disebut redundant array of inexpensive disk.
Contoh lain:
Pada saat ini ukuran harddisk terbesar yang tersedia di pasaran adalah 500GB, sedangkan kita membutuhkan suatu partisi dengan ukuran 2TB. Nah, kita dapat membeli 4 unit harddisk berkapasitas 500GB dan mengkonfigurasinya dengan RAID 0, sehingga kita dapat memiliki suatu partisi berkururan 2TB tanpa harus menunggu harddisk dengan kapasitas sebesar itu tersedia di pasar.
Data yang ditulis pada harddisk-harddisk tersebut terbagi-bagi menjadi fragmen-fragmen. Dimana fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh harddisk. Sehingga, jika salah satu harddisk mengalami kerusakan fisik, maka data tidak dapat dibaca sama sekali.
Namun ada keuntungan dengan adanya fragmen-fragmen ini: kecepatan. Data bisa diakses lebih cepat dengan RAID 0, karena saat komputer membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer juga dapat membaca fragmen lain di harddisk lainnya.
RAID 1
Biasa disebut dengan modus mirroring. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menyalin isi sebuah harddisk ke harddisk lain dengan tujuan: jika salah satu harddisk rusak secara fisik, maka data tetap dapat diakses dari harddisk lainnya.
Contoh:
Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB dan dikonfigurasi RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan.
RAID 2
RAID 2, juga menggunakan sistem stripping. Namun ditambahkan tiga harddisk lagi untuk pariti hamming, sehingga data menjadi lebih reliable. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 5 (n+3, n > 1). Ketiga harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan hamming code dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh:
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.
RAID 3
RAID 3, juga menggunakan sistem stripping. Juga menggunakan harddisk tambahan untuk reliability, namun hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi untuk parity.. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh kasus:
Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga harddisk lainnya.
RAID 4
Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block harddisk, bukan bit. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
RAID 5
RAID 5 pada dasarnya sama dengan RAID 4, namun dengan pariti yang terdistribusi. Yakni, tidak menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan paritinya, namun paritinya tersebut disebar ke seluruh harddisk. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindari bottleneck yang terjadi karena akses harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja.
RAID 6
Secara umum adalah peningkatan dari RAID 5, yakni dengan penambahan parity menjadi 2 (p+q). Sehingga jumlah harddisk minimalnya adalah 4 (n+2 ; n > 1). Dengan adanya penambahan pariti sekunder ini, maka kerusakan dua buah harddisk pada saat yang bersamaan masih dapat ditoleransi. Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat proses pertukaran harddisk tersebut terjadi kerusakan lagi di salah satu harddisk yang lain, maka hal ini masih dapat ditoleransi dan tidak mengakibatkan kerusakan data di harddisk bersistem RAID 6.
Kesimpulan dan Saran
Banyak manfaat yang didapat dengan konfigurasi RAID, yakni kecepatan, reliabilitas data, dan toleransi kesalahan. Namun belum lengkap rasanya jika membahas RAID tanpa membahas hot-swappable harddisk, juga beberapa konfigurasi lanjut seperti RAID 0+1 atau RAID 1+0. Mungkin akan dibahas di lain waktu.
Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat bermanfaat bagi pemirsa sekalian.
Daftar Pustaka
Karna, Nyoman Bogi Aditya. "Computer Organization: Chapter 6" . Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, 2005.
Virgono, Agus. "Sistem Operasi". Bandung, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, 2006.
Wikipedia. "RAID". Wikipedia, the free encyclopedia. 2007. Wikimedia Foundation, Inc. 29 May. 2007.
Pada mainboard generasi sekarang, banyak sekali yang sudah dilengkapi dengan fitur RAID, terutama pada mainboard hi-end. Namun, mungkin banyak diantara pemirsa blog ini yang belum tahu atau mengerti mengenai teknologi tersebut.
Pendahuluan
RAID, Redundant Array of Inexpensive(Independent) Disks, adalah suatu sistem yang terbentuk dari beberapa harddisk/drive. Secara sederhana, kita biasa membuat beberapa partisi dalam satu harddisk. Nah, dengan RAID, kita dapat membuat satu partisi dari beberapa harddisk.
Batasan Masalah
Dikarenakan masih dalam proses belajar, maka tulisan ini hanya membahas konfigurasi standar RAID, tidak membahas konfgurasi lanjut RAID (nested dan non-standard/proprietary).
RAID 0
Juga dikenal dengan modus stripping. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk. Sehingga secara logikal hanya "terlihat" sebuah harddisk dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk).
Pada awalnya, RAID 0, digunakan untuk membentuk sebuah partisi yang sangat besar dari beberapa harddisk dengan biaya yang efisien.
Misalnya:
Kita membutuhkan suatu partisi dengan ukuran 500GB. Harga sebuah harddisk berukuran 100GB adalah Rp.500.000,- sedangkan harga harddisk berukuran 500GB adalah Rp.5.000.000,-. Nah, kita dapat membetuk suatu partisi berukuran 500GB dari 5 unit harddisk berukuran 100GB dengan menggunakan RAID 0. Tentunya skenario ini lebih murah karena memakan biaya lebih murah: 5 x Rp.500.000,- = Rp.2.500.000,-. Lebih murah daripada harus membeli harddisk yang berukuran 500GB. Itulah kenapa pada awalnya disebut redundant array of inexpensive disk.
Contoh lain:
Pada saat ini ukuran harddisk terbesar yang tersedia di pasaran adalah 500GB, sedangkan kita membutuhkan suatu partisi dengan ukuran 2TB. Nah, kita dapat membeli 4 unit harddisk berkapasitas 500GB dan mengkonfigurasinya dengan RAID 0, sehingga kita dapat memiliki suatu partisi berkururan 2TB tanpa harus menunggu harddisk dengan kapasitas sebesar itu tersedia di pasar.
Data yang ditulis pada harddisk-harddisk tersebut terbagi-bagi menjadi fragmen-fragmen. Dimana fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh harddisk. Sehingga, jika salah satu harddisk mengalami kerusakan fisik, maka data tidak dapat dibaca sama sekali.
Namun ada keuntungan dengan adanya fragmen-fragmen ini: kecepatan. Data bisa diakses lebih cepat dengan RAID 0, karena saat komputer membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer juga dapat membaca fragmen lain di harddisk lainnya.
RAID 1
Biasa disebut dengan modus mirroring. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menyalin isi sebuah harddisk ke harddisk lain dengan tujuan: jika salah satu harddisk rusak secara fisik, maka data tetap dapat diakses dari harddisk lainnya.
Contoh:
Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB dan dikonfigurasi RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan.
RAID 2
RAID 2, juga menggunakan sistem stripping. Namun ditambahkan tiga harddisk lagi untuk pariti hamming, sehingga data menjadi lebih reliable. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 5 (n+3, n > 1). Ketiga harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan hamming code dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh:
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.
RAID 3
RAID 3, juga menggunakan sistem stripping. Juga menggunakan harddisk tambahan untuk reliability, namun hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi untuk parity.. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh kasus:
Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga harddisk lainnya.
RAID 4
Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block harddisk, bukan bit. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
RAID 5
RAID 5 pada dasarnya sama dengan RAID 4, namun dengan pariti yang terdistribusi. Yakni, tidak menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan paritinya, namun paritinya tersebut disebar ke seluruh harddisk. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindari bottleneck yang terjadi karena akses harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja.
RAID 6
Secara umum adalah peningkatan dari RAID 5, yakni dengan penambahan parity menjadi 2 (p+q). Sehingga jumlah harddisk minimalnya adalah 4 (n+2 ; n > 1). Dengan adanya penambahan pariti sekunder ini, maka kerusakan dua buah harddisk pada saat yang bersamaan masih dapat ditoleransi. Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat proses pertukaran harddisk tersebut terjadi kerusakan lagi di salah satu harddisk yang lain, maka hal ini masih dapat ditoleransi dan tidak mengakibatkan kerusakan data di harddisk bersistem RAID 6.
Kesimpulan dan Saran
Banyak manfaat yang didapat dengan konfigurasi RAID, yakni kecepatan, reliabilitas data, dan toleransi kesalahan. Namun belum lengkap rasanya jika membahas RAID tanpa membahas hot-swappable harddisk, juga beberapa konfigurasi lanjut seperti RAID 0+1 atau RAID 1+0. Mungkin akan dibahas di lain waktu.
Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat bermanfaat bagi pemirsa sekalian.
Daftar Pustaka
Karna, Nyoman Bogi Aditya. "Computer Organization: Chapter 6" . Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, 2005.
Virgono, Agus. "Sistem Operasi". Bandung, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, 2006.
Wikipedia. "RAID". Wikipedia, the free encyclopedia. 2007. Wikimedia Foundation, Inc. 29 May. 2007.
Redundant Array of Independent Disks (RAID)
Semula singkatan RAID adalah redundant array of inexpensive disks, tapi hardware vendor lebih menyukai singkatan redundant array of independent disks.
RAID dapat diimplementasikan secara software, tapi ini nggak sukses. Penerapan RAID yang sukses adalah secara hardware, yaitu penerapan microcode di storage controller.
Benefit yang diperoleh dari Penerapan RAID adalah terjadinya peningkatan data integrity, fault-tolerance, dan throughput. beberapa type RAID menggunakan parity (means adding extra data). Keuntungan nya adalah cepat recover sewaktu terjadi nya error, namun kudu dibayar dengan tambahan disc or space.
Beberapa type RAID :
- RAID 0 (striped) gampangnya data distriped ke beberapa disk. Nggak ada parity.
- RAID 0 (striped) gampangnya data distriped ke beberapa disk. Nggak ada parity.
- RAID 1, data mirroring. RAID 1 performance paling cepet, namun boros karena hampir 50% disk kebuang.
- RAID 3, data di striped ke beberapa disks, parity ditulis ke dedicated disk.
- RAID 4, data ditulis dalam bentuk block, kemudian parity ditulis ke dedicated disk
- RAID 5, data ditulis ke beberapa disc, dan parity ditulis secara bergantian dimasing-masing disk.
- RAID 0 +1, striped dulu, baru mirror
- RAID 1 +0, mirror dulu baru stripe
- RAID 6, menggunakan double parity , prokteksi lebih dibandingkan RAID 5.
- RAID 1 +0, mirror dulu baru stripe
- RAID 6, menggunakan double parity , prokteksi lebih dibandingkan RAID 5.
Langganan:
Postingan (Atom)