Buat teman-teman yang lagi asiiik membuat program khususnya yang berhubungan dengan Sistem Informasi Administrasi untuk sebuah instansi atau perusahaan dengan menggunakan soft Delphi 7 rasanya kurang lengkap kalau tidak ada halaman login. (itu menurutku siii).
Untuk keamanan data yang kita miliki dalam sistem, halaman login ini sangat penting untuk sebuah sistem Administrasi yang kita buat, karena SI sifatnya sangat rahasia. Halaman login yang aku buat ini berisi Nama Pemakai dan Password.
Buat teman-teman yang lagi belajar atau lagi nyari – nyari tutorial tentang pemrograman Delphi, mungkin postingan ini bisa bermanfaat buat kalian, ya meskipun hanya program sederhana.
Terlebih dahulu kita buka program yang sudah kita buat sebelumnya. Kalau mau buat baru juga boleh.
Sebagai contoh punyaku adalah SI LKP PIKOM. . .
untuk teman-teman yang mau buat baru dari awal juga boleh, silahkan telusuri langkah-langkahnya. . .
1. Buka aplikasi Delphi yang kamu gunakan yaitu delphi 7 dan buat lembar kerja baru dengan mengklik pada menu File | New |Form
2. Setelah muncul lembar kerja baru, pada formulir baru tersebut lakukan perubahan terhadap dua buah properties yang ada pada objek inspector berikut:
Properties Caption diisi dengan Login Admin
Properties Name diisi dengan FormAwal (tanpa spasi)
Lalu simpanlah dengan memilih File|Save dan berikan nama FAwal.
3. Setelah FAwal disimpan, selanjutnya kita menambahkan komponen. Kita perlu menambahkan lima buah komponen pada Form yaitu:
Dua buah komponen Label yang simbolnya pada tab standard ke dalam form baru kamu. Dan kemudian ubah nama label tersebut sesuai dengan keinginan kamu.
Untuk mengubah nama label tersebut, kita ubah pada properties caption kemudian ubah nama label tersebut. Contoh punyaku adalah Nama Pemakai dan Password.
4. Setelah label jadi letakkan dua buah komponen Edit yang simbolnya terletak pada tab yang sama dimana kamu mengambil label tadi, kemudian yang perlu kita atur pada properties yaitu properties name,text dan Password Char.
Punyaku untuk
Edit1
Name diganti dengan ename
Text dikosongkan
PasswordChar tetap dengan #0
Edit2
Name diganti dengan epass
Text dikosongkan
PasswordChar dirubah dengan *
5. Kemudian masih pada tab yang sama, yaitu pada tab standard tadi, letakkan 1 buah Button yang simbolnya di bawah Form Edit tadi dengan merubah properties name dan captionnya.
Punyaku dirubah dengan
Button1
Name dirubah BtnLogin
Caption dirubah &Login
Berikut contoh peletakan pada form Login :
6. Setelah form jadi, untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap password, kamu perlu menambahkan kode pada kejadian OnClick milik tombol Login. Klik ganda pada tombol Login dan tambahkan kode seperti dibawah ini:
procedure TFormAwal.Button1Click(Sender: TObject);
begin
if(ename.Text = 'admin') and (epass.Text = 'admin') then
Application.MessageBox(‘Maaf anda tidak bisa Login. . .!!’,'Warning’,0);
FormMenu.Show
ename.Clear;
epass.Clear;
hide;
end;
end.
Yang dicetak tebal adalah kode yang sudah disediakan oleh Delphi.
Kode diatas mengasumsikan bahwa nama pemakai adalah admin dan password-nya adalah admin. Jika tidak terjadi kecocokan, kotak dialog yang berisi pesan “Maaf anda tidak bisa login” akan tampil.
7. sekarang coba kamu jalankan form yang sudah kamu buat tadi. . .good luck yah?
note :
FormMenu.show berfungsi jika password dan nama pemakai yang kamu inputkan benar,maka tampil Form selanjutnya yang menjadi form tujuan yaitu FormMenu. Silahkan anda rubah sesuai dengan nama form yang kamu buat.
Apa & Siapakah Ahlul-Bayt Itu?
Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian, Ahlul Bait, dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya” (Al-Qur’an Surah Al–Ahzaab [33]: ayat 33)
Ath-Thabari di dalam Tafsirnya Jami’ul Bayan, Cetakan Daar Al-Ma’rifah, Beirut, Jilid 22, halaman 5 menjelaskan sbb :
“Perkataan pertama yang kita jumpai pada ayat tersebut (menurut teks
aslinya dalam bahasa Arab) ialah “hanya” (innama). Perkataan “hanya”
atau innama di dalam tata bahasa Arab disebut “harf hasr” untuk
menunjukkan arti : menguatkan makna kalimat sesudahnya dan menafikan
(meniadakan) apa yang selain itu.
Jadi, makna perkataan innama dalam ayat ini ialah ; menetapkan dan
menegaskan bahwa masalah pensucian Ahlul Bait merupakan sesuatu yang
telah ditetapkan (itsbat) dan menafikan adanya kehendak Allah untuk
memberikan pensucian bagi orang-orang selain Ahlul Bait.
Bagi orang yang mengenal bahasa Arab dengan baik, mengenal
dasar-dasar kaidahnya dan mengenal cara orang yang menggunakan
bahasanya, pengertian ayat tersebut di atas cukup jelas dan tidak
meragukan.
Kemudian kita jumpai kalimat berikutnya, yaitu Allah menghendaki
(Yuridu Allahu). Dalam hal ini jelas, bahwa yang berkehendak ialah
Allah SWT kehendak Allah tersebut bersifat takwiniyah (penciptaan),
bukan kehendak yang bersifat tasyri’iyyah (penetapan).
Sebagaimana diketahui, kehendak Allah SWT menurut ilmu Tauhid terbagi
dalam dua sifat, ada yang bersifat takwiniyyah dan ada kehendak yang
bersifat tasyri’iyyah. Kehendak takwiniyyah ialah kehendak lain, tidak
tertinggal dan tidak ada sesuatu yang menghambat atau menghalangi.
Mengenai hal itu Allah SWT berfirman “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila
Dia menghendaki sesuatu hanyalah berfirman kepadanya : “jadilah, maka
jadilah ia” (QS : Ya sin : 82)
Adapun kehendak tasyri’iyyah ialah kehendak yang realisasinya
diserahkan oleh Allah SWt kepada kemauan bebas dan pilihan Allah supaya
hamba-hamba-Nya. Misalnya saja seperti kewajiban yang dikehendaki ada
manusia yang setia melaksanakan dan ada pula yang membangkang atau
ingkar.
Dalam kaitannya dengan ayat suci tersebut di atas (S. Al Ahzab :
33), tidaklah diragukan lagi, bahwa kehendak Allah mengenai pensucian
Ahlul Bait, bukanlah kehendak tasyri’iyyah. Sebab kalau dalam hal itu
kehendak-Nya bersifat tasyri’iyyah, maka pembatasan (al-hasr) dengan
perkataan “inama” akan kehilangan makna, sebab pada dasarnya Allah juga
menghendaki pensucian semua hamba-Nya, tanpa pengecualian, hal ini
diisyaratkan dalam firman-nya dalam S. Al Maidah : 6, “Allah tidak
hendak menyulitkan kalian dan menyempurnakan nikmat karunia-Nya kepada
kalian, agar kalian senantiasa bersyukur.
Dengan demikian jelaslah, bahwa kehendak Allah mengenai pensucian
Ahlul Bait dalam ayat tathir (Al – Ahzab : 33), bersifat takwiniyyah,
yang realisasinya tidak tertunda atau terselingi oleh apapun juga.
Kalimat selanjutnya dalam ayat tathir itu adalah “menghapuskan noda
kotoran (al-rijs) dari kalian”. Menurut Al Raghib, perkataan al-rijs
berarti segala sesuatu yang kotor. Al-Thabariy dalam tafsirnya mengenai
ayat tersebut menguraikan sebagai berikut : “Bahwasanya Allah SWT hanya
hendak meniadakan keburukan dan kekejian dari kalian, hai para anggota
Ahlul Bait Muhamad, dan hendak mensucikan kalian dari noda kotoran
sesuci-sucinya, yaitu noda kotoran yang ada pada orang-orang yang
berbuat durhaka kepada Allah, dst.
Dalam menafsirkan ayat tersebut An Nisaburiy mengatakan, “Allah menggunakan perkataan al-rijs untuk menyebut dosa-dosa”.
Jadi kesucian pada Ahlul Bait sudah menjadi kehendak Allah. Tidak
ada sesuatu yang dapat menolak kehendak-Nya untuk meniadakan dosa,
noda, kotoran dan kedurhakaan dari Nabi dan Rasul-Nya dan para Ahlul
Baitnya.
Dalam batas pengertian seperti yang kami utarakan tersebut di atas,
tidak ada alasan untuk berselisih pendapat atau meragukan arti ayat
suci tersebut. (Muhammad Ridla Ar-Radlawi, Membina kerukunan Muslimin
hlm. 187-189, Penerbit Pustaka).
Langganan:
Postingan (Atom)