RUP (Rational Unified Process)

0 Comment
Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perankat lunak. Gambar dibawah menunjukkan secara keseluruhan arsitektur yang dimiliki RUP.

RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language (UML). Melalui gambar dibawah dapat dilihat bahwa RUP memiliki, yaitu: 

Dimensi pertama digambarkan secara horizontal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir dari awal dari phase selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu beberapa iterasi.  Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration, Construction, dan Transition

Dimensi kedua digambarkan secara vertikal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas


Business Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment, Configuration dan Change Manegement, Project Management, Environtment. 
 
Pada penggunaan kedua standard tersebut diatas yang berorientasi obyek (object orinted) memiliki manfaat yakni:
Improve productivity
Standard ini dapat memanfaatkan kembali komponen-komponen yang telah tersedia/dibuat sehingga dapat meningkatkan produktifitas 
Deliver high quality system
Kualitas sistem informasi dapat ditingkatkan sebagai sistem yang dibuat pada komponen­komponen yang telah teruji (well-tested dan well-proven) sehingga dapat mempercepat delivery sistem informasi yang dibuat dengan kualitas yang tinggi.
Lower maintenance cost
Standard ini dapat membantu untuk menyakinkan dampak perubahan yang terlokalisasi dan masalah dapat dengan mudah terdeteksi sehingga hasilnya biaya pemeliharaan dapat dioptimalkan atau lebih rendah dengan pengembangan informasi tanpa standard yang jelas.
Facilitate reuse
Standard ini memiliki kemampuan yang mengembangkan komponen-komponen yang dapat digunakan kembali untuk pengembangan aplikasi yang lainnya.
Manage complexity
Standard ini mudah untuk mengatur dan memonitor semua proses dari semua tahapan yang ada sehingga suatu pengembangan sistem informasi yang amat kompleks dapat dilakukan dengan aman dan sesuai dengan harapan semua manajer proyek IT/IS yakni deliver good quality software within cost and schedule time and the users accepted.

Fase-fase yang digunakan pada metodologi RUP adalah sebagai berikut:
  • Inception/insepsi
  • Elaboration/elaborasi
  • Construction/konstruksi
  • Transition/transisi

Inception
  • Menentukan Ruang lingkup proyek
  • Membuat ‘Business Case’
  • Menjawab pertanyaan “apakah yang dikerjakan dapat menciptakan ‘good business sense’ sehingga proyek dapat dilanjutkan

Elaboration
  • Menganalisa berbagai persyaratan dan resiko
  • Menetapkan ‘base line’
  • Merencanakan fase berikutnya yaitu construction

Construction
  • Melakukan sederetan iterasi
  • Pada setiap iterasi akan melibatkan proses berikut: analisa desain, implementasi dan testing

Transistion
Membuat apa yang sudah dimodelkan menjadi suatu produk jadi.  Dalam fase ini dilakukan:
  • Beta dan performance testing
  • Membuat dokumentasi tambahan seperti; training, user guides dan sales kit
  • Membuat rencana peluncuran produk ke komunitas pengguna

UML memberikan warna yang dominan pada metodologi RUP, beberapa diagram penting yang harus digunakan pada RUP adalah usecase, class diagram, sequence diagram, state diagram.  Masing-masing diagram memberikan peran yang khusus.  Sifat dari RUP ini adalah syarat dengan dokumentasi.
Peran Use Case Pada Setiap Fase
  • Inception
    • Menolong mengembangkan scope proyek
    • Menolong menetapkan penjadwalan dan anggaran
  • Elaboration
    • Menolong dalam melakukan analisa resiko
    • Menolong mempersiapkan fase berikutnya yaitu konstruksi
  • Construction
    • Melakukan sederetan iterasi
    • Pada setiap iterasi akan akan melibatkan proses berikut: analisa desain, implementasi dan testing
  • Transistion
    • Membuat apa yang sudah dimodelkan menjadi suatu produk jadi.  Dalam fase ini dilakukan:
      • Beta dan performance testing
      • Membuat dokumentasi tambahan seperti; training, user guides dan sales kit
      • Membuat rencana peluncuran produk ke komunitas pengguna

Penerapan Tahapan Metodologi Pengembagan Perangkat Lunak dengan Menggunakan RUP (Contoh Kasus)
Metodologi Rational Unified Process (RUP). Metode RUP merupakan metode pengembangan kegiatan yang berorientasi pada proses. Dalam metode ini, terdapat empat tahap pengembangan perangkat lunak yaitu:
Inception                  
Pada tahap ini pengembang mendefinisikan batasan kegiatan, melakukan analisis kebutuhan user, dan melakukan       perancangan awal perangkat lunak (perancangan arsitektural dan use case). Pada akhir fase ini, prototipe perangkat lunak versi Alpha harus sudah dirilis
Elaboration  :
Pada tahap ini dilakukan perancangan perangkat lunak mulai dari menspesifikasikan fitur perangkat lunak hingga perilisan prototipe versi Betha dari perangkat lunak.
Construction           
Pengimplementasian rancangan perangkat lunak yang telah dibuat dilakukan pada tahap ini. Pada akhir tahap ini, perangkat lunak versi akhir yang sudah disetujui administrator dirilis beserta  dokumentasi perangkat lunak.
Transition               
Instalasi , deployment dan sosialisasi perangkat lunak dilakukan pada tahap ini.

0 Comment:

Posting Komentar

_Pasopati 2010 UYP™

Copyright 2011 Designing a dream come true.
Blogger Templates By:Noct.